Megathrust Indonesia, Potensi Gempa Dahsyat yang Menunggu Waktu

Pict by Instagram

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa Indonesia berpotensi mengalami gempa megathrust dalam waktu dekat. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebutkan adanya kekhawatiran tentang seismic gap pada Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.

Seismic gap adalah wilayah sepanjang batas lempeng aktif yang belum mengalami gempa besar dalam lebih dari 30 tahun. BMKG memperkirakan Megathrust Selat Sunda dapat memicu gempa dengan kekuatan maksimal M 8,7, sementara Megathrust Mentawai-Siberut berpotensi mencapai M 8,9. “Kedua segmen megathrust ini sudah ratusan tahun tidak mengalami gempa besar, jadi tinggal menunggu waktu,” ungkap Daryono pada Minggu (11/8/2024).

Widjo Kongko, Perekayasa di Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai BRIN, menjelaskan bahwa Megathrust Selat Sunda berpotensi menyebabkan gempa besar hingga M 8,7. Namun, gempa di wilayah ini bisa lebih kuat, bahkan mencapai M 9, jika terjadi bersamaan dengan Megathrust Enggano di Bengkulu dan Megathrust Jawa Barat-Tengah. “Energi yang dihasilkan bisa mirip dengan gempa Aceh 2004,” ujar Widjo pada Selasa (18/1/2022). Ia menambahkan bahwa gempa M 9,3 yang melanda Aceh pada 2004 berpotensi memicu tsunami tinggi jika terjadi di Selat Sunda.

Megathrust Mentawai-Siberut telah menyebabkan beberapa bencana sejak 1994, termasuk gempa M 8,5 di Nias, M 7,9 di Lampung-Bengkulu, dan M 9,3 di Aceh. Terbaru, gempa M 7,3 mengguncang Kepulauan Mentawai pada 25 April 2023. Daryono menjelaskan bahwa gempa tersebut merupakan bagian dari rangkaian gempa yang telah diprediksi. “Energi gempa terkonsentrasi di zona Mentawai-Siberut yang belum release,” katanya. Gempa terbesar di zona ini terjadi pada 10 Februari 1797, dengan kekuatan M 8,5 yang menyebabkan tsunami besar dan lebih dari 300 orang meninggal. “Sudah lebih dari 300 tahun tanpa gempa besar di sini, jadi wajar jika dianggap sebagai the big one,” tambah Daryono.

Menanggapi potensi gempa dan tsunami, BMKG telah menyiapkan sistem monitoring dan peringatan dini yang lebih cepat dan akurat. BMKG juga aktif dalam edukasi dan pelatihan mitigasi melalui Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes To School (BGTS), dan program Tsunami Ready Community. “Kami berharap upaya ini dapat meminimalisir risiko dampak bencana dan menciptakan zero victim,” kata Daryono.

Populer video

Berita lainnya