Memahami dan Menangani Tantrum pada Anak

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
Pict by: Unsplash

Tantrum adalah ledakan emosi yang sering dialami oleh anak-anak, terutama pada usia 1 hingga 3 tahun. Meskipun tantrum bisa sangat menguras emosi bagi orang tua, ini adalah bagian normal dari perkembangan anak. Berikut adalah beberapa informasi penting tentang tantrum dan tips untuk menghadapinya.

Apa itu Tantrum?

Tantrum adalah reaksi emosional yang kuat, biasanya ditandai dengan tangisan keras, teriakan, jatuh ke lantai, menendang, memukul, atau bahkan menahan napas. Tantrum terjadi karena anak merasa frustasi atau marah ketika mereka tidak bisa mengungkapkan keinginan atau kebutuhan mereka dengan kata-kata. Faktor penyebab tantrum bisa beragam, mulai dari kelelahan, lapar, atau merasa tidak nyaman, hingga frustrasi karena tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Penyebab Tantrum

  1. Frustrasi: Anak-anak sering merasa frustrasi ketika mereka tidak dapat melakukan sesuatu yang mereka inginkan atau ketika mereka tidak dapat mengungkapkan apa yang mereka butuhkan.
  2. Kelelahan: Anak yang lelah lebih cenderung mengalami tantrum.
  3. Lapar: Rasa lapar dapat membuat anak lebih mudah marah.
  4. Perubahan rutinitas: Perubahan dalam rutinitas harian atau lingkungan dapat memicu tantrum.
  5. Mencari perhatian: Kadang-kadang, anak menggunakan tantrum sebagai cara untuk menarik perhatian orang dewasa.

Tips Menghadapi Tantrum

  1. Tetap Tenang: Jangan panik atau kehilangan kendali. Menjaga ketenangan akan membantu anak merasa lebih aman dan membantu kamu menangani situasi dengan lebih baik.
  2. Berikan Ruang: Kadang-kadang, anak perlu mengekspresikan emosinya. Berikan mereka waktu dan ruang untuk menenangkan diri, tetapi pastikan mereka tetap aman.
  3. Alihkan Perhatian: Coba alihkan perhatian anak dengan aktivitas lain atau mainan yang menarik. Pengalihan perhatian bisa membantu mengurangi intensitas tantrum.
  4. Tawarkan Pelukan: Anak mungkin membutuhkan pelukan atau sentuhan lembut untuk merasa aman dan dicintai. Pelukan bisa membantu menenangkan anak yang sedang tantrum.
  5. Gunakan Kata-kata yang Menenangkan: Bicara dengan suara lembut dan tenang. Ungkapkan bahwa kamu mengerti perasaannya dan bahwa itu normal untuk merasa marah atau sedih.
  6. Tetap Konsisten: Jangan menyerah pada tuntutan anak hanya untuk menghentikan tantrum. Tetap konsisten dengan aturan dan batasan yang sudah ditetapkan.
  7. Cegah Tantrum Sebelum Terjadi: Kenali tanda-tanda awal tantrum dan cobalah untuk mencegahnya dengan memberi perhatian, makanan, atau istirahat yang cukup sebelum anak mencapai titik frustrasi.
  8. Beri Pilihan: Memberikan pilihan kepada anak, seperti memilih antara dua jenis camilan atau dua mainan, dapat membantu mereka merasa lebih berdaya dan mengurangi kemungkinan tantrum.

Mengatasi Tantrum di Tempat Umum

Tantrum di tempat umum bisa sangat memalukan dan membuat stres. Berikut beberapa strategi yang bisa membantu:

  1. Jaga Ketenangan: Jangan pedulikan pandangan orang lain dan fokus pada anakmu. Tetap tenang dan tangani situasi dengan kepala dingin.
  2. Bawa Anak ke Tempat yang Tenang: Jika memungkinkan, pindahkan anak ke tempat yang lebih tenang untuk menenangkannya tanpa banyak distraksi.
  3. Gunakan Pengalihan Perhatian: Bawa mainan kecil atau camilan favorit yang bisa membantu mengalihkan perhatian anak dari penyebab tantrumnya.
  4. Tetap Konsisten dengan Batasan: Jangan menyerah pada permintaan anak hanya karena berada di tempat umum. Tetaplah konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan di rumah.

Setelah Tantrum

  1. Bicarakan Tentang Perasaan: Setelah anak tenang, bicarakan tentang apa yang terjadi. Bantu anak mengenali dan mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata.
  2. Berikan Pujian: Berikan pujian untuk perilaku positif setelah tantrum. Misalnya, jika anak meminta maaf atau berbicara tentang perasaannya, berikan pujian dan dorongan.
  3. Pelajari Pemicu Tantrum: Cobalah untuk memahami apa yang menyebabkan tantrum dan cari cara untuk menghindari situasi serupa di masa mendatang.

Jika tantrum anak sangat sering, intens, atau berlanjut hingga usia di mana seharusnya sudah berkurang, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan profesional. Ini bisa termasuk dokter anak, psikolog anak, atau terapis perkembangan anak. Mereka bisa membantu mengidentifikasi masalah yang mendasari dan memberikan strategi yang lebih spesifik untuk mengatasinya.

Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak dan bisa ditangani dengan kesabaran, konsistensi, dan strategi yang tepat. Dengan memahami penyebab tantrum dan menggunakan tips di atas, kamu bisa membantu anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik dan mengurangi frekuensi serta intensitas tantrum.