Penampilan Anang Hermansyah dan Ashanty di GBK, Klarifikasi dan Permohonan Maaf

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
Pict by Instagram

Penampilan Anang Hermansyah dan Ashanty saat jeda pertandingan Indonesia vs Filipina di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Selasa (11/6/2024) menimbulkan kontroversi. Mereka disoraki penonton hingga akhirnya memutuskan berhenti menyanyi dan meninggalkan panggung. Menanggapi kejadian tersebut, Anang Hermansyah memberikan klarifikasi melalui unggahan panjang di akun Instagramnya, @ananghijau. Berikut adalah poin-poin yang disampaikannya.

Anang menyampaikan permohonan maaf atas nama dirinya, Ashanty, dan manajemen kepada para pendukung sepakbola Indonesia. Ia menegaskan bahwa mereka tidak menawarkan diri untuk tampil, melainkan menerima tawaran sebagai pengisi acara.

“Kami di sini bukan menawarkan diri, namun diminta untuk menjadi pengisi acara pada tanggal 11. Suatu kebanggaan saat ditawari mengisi acara ini, walau jauh di lubuk hati kami ada perasaan khawatir karena merasa lagu-lagu kami tidak cocok dinyanyikan di acara tersebut. Namun, karena kebanggaan dan dukungan terhadap Timnas Indonesia, kami menerima dan mengikuti semua aturan dari panitia penyelenggara,” tulisnya.

Anang juga menjelaskan bahwa ada beberapa lagu yang telah ditentukan oleh panitia penyelenggara dari PSSI, termasuk lagu kebangsaan dan lagu pribadi. Mereka mengikuti semua instruksi, baik dalam pemilihan lagu, durasi, waktu cek sound, hingga detail lainnya. Sebagai bentuk cinta mereka pada Indonesia dan Timnas, mereka bahkan tidak menerima bayaran untuk penampilan tersebut.

Sebelum menerima tawaran ini, Anang dan Ashanty melihat penampilan pada pertandingan sebelumnya, yang menjadi acuan mereka. Mereka memutuskan untuk mengikuti format yang sama, namun menyadari bahwa euforia pada pertandingan Indonesia vs Filipina berbeda dengan pertandingan Indonesia vs Irak.

Saat sesi cek sound, Anang dan Ashanty sempat ragu dengan lagu “Rindu Ini”, namun karena rundown sudah ditandatangani dan tidak bisa diubah, mereka tetap melanjutkan sesuai instruksi. Mereka tidak ingin dianggap tidak profesional atau banyak maunya.

Selama acara berlangsung, mereka lebih antusias menonton pertandingan daripada menunggu di ruang artis. Mereka mengikuti arahan panitia kapan harus tampil dan lagu apa yang harus dinyanyikan. Anang menegaskan tidak ada niatan sedikit pun untuk menodai malam kemenangan dengan menyanyikan lagu yang tidak sesuai atau meninggalkan arena.

“Bahkan ketika lagu pertama ‘Kebyar-Kebyar’ berakhir, kami sudah meminta untuk menghentikan lagu kedua. Mungkin karena panitia sudah mempersiapkan acara tersebut, mereka melanjutkan sesuai rundown. Kami beberapa kali menoleh minta setop dan akhirnya ke belakang panggung meminta panitia untuk menghentikan lewat HT,” lanjutnya.

Anang menutup klarifikasinya dengan berharap agar kejadian ini menjadi pembelajaran, terutama dalam memahami kultur yang harus dilakukan saat situasi seperti ini terjadi. “Kami berharap sekali saat pemain ada di lapangan, kami diinformasikan atau di-brief. Ini juga salah kami yang seharusnya mempelajari kultur apa yang harus dilakukan saat hal ini terjadi,” tutupnya.