KPU RI telah meningkatkan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) untuk digunakan dalam Pilkada 2024. Salah satu perbaikan penting adalah penambahan fitur arithmetic guard. Fitur ini berfungsi sebagai pengawas otomatis terhadap hasil penjumlahan yang dilakukan oleh petugas KPPS. Jika terdapat kesalahan input, sistem akan memberikan peringatan berwarna merah dan kuning.
Komisioner KPU RI, Betty Epsilon Idroos, menjelaskan bahwa fitur arithmetic guard ini akan membantu memastikan akurasi data yang diinput oleh petugas. Jika terjadi kesalahan dalam perhitungan, peringatan langsung muncul dalam sistem. Misalnya, jika penjumlahan angka tidak benar, sistem akan memberikan sinyal merah atau kuning pada aplikasi Sirekap mobile yang digunakan oleh KPPS.
Selain itu, Betty juga menyampaikan bahwa formulir yang digunakan di Sirekap telah diperbarui. Marker pada kolom dan baris formulir telah disesuaikan untuk mempermudah konversi data ke dalam sistem. Formulir-formulir ini kini lebih kompatibel dengan teknologi OCR (Optical Character Recognition) dan OMR (Optical Mark Recognition) sehingga memudahkan pembacaan angka. Sistem juga telah dilatih untuk mengenali karakter angka dengan lebih baik, memastikan akurasi yang lebih tinggi.
Betty menambahkan, jika petugas menemukan perbedaan antara data di formulir dan hasil yang terlihat di Sirekap, perbaikan dapat segera dilakukan di lapangan. Semua fitur ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan selama proses rekapitulasi.
Komisioner KPU RI lainnya, Idham Holik, juga menegaskan bahwa Sirekap akan digunakan kembali dalam Pilkada 2024 dengan peningkatan yang signifikan dibandingkan pelaksanaan Pilpres dan Pileg sebelumnya. Dalam rapat dengan Komisi II DPR, Idham menyatakan bahwa Sirekap kali ini akan lebih baik secara operasional. Data yang ditampilkan ke publik nantinya adalah hasil dari Formulir C1 dalam format PDF.
Idham juga mengungkapkan bahwa KPU telah memperbaiki kapasitas bandwidth untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas data di sistem Sirekap. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi sistem, yang menurut simulasi sebelumnya di Depok dan Maros mencapai tingkat akurasi 99%. Dengan berbagai perbaikan ini, KPU optimis bahwa pelaksanaan Pilkada 2024 akan berjalan lebih lancar dan akurat, memberikan kepercayaan lebih kepada publik terhadap proses rekapitulasi suara.