Demonstrasi besar kembali mengguncang Korea Selatan, kali ini menuntut pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Namun, yang menarik perhatian dunia bukan hanya jumlah massa yang membludak, melainkan fenomena unik yang tercipta di tengah aksi tersebut. Para demonstran tidak hanya membawa spanduk dan poster tuntutan politik, tetapi juga membawa lightstick, alat penerangan berwarna-warni yang biasa digunakan penggemar K-Pop saat konser.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana budaya pop, khususnya K-Pop, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Korea Selatan. Lightstick yang awalnya identik dengan konser idola, kini menjadi simbol perlawanan dalam aksi demonstrasi. Para penggemar K-Pop menggunakan alat ini sebagai bentuk ekspresi diri dan cara menyuarakan pendapat mengenai isu-isu sosial serta politik yang tengah berkembang.
Selain membawa lightstick, para demonstran juga memutar dan menyanyikan lagu-lagu idol K-Pop kesukaan mereka secara bersama-sama. Suasana yang awalnya tegang berubah menjadi penuh semangat ketika ribuan suara bersatu dalam menyanyikan chorus lagu-lagu populer. Aksi ini menciptakan atmosfer yang berbeda dari demonstrasi biasa, menggabungkan kegembiraan musik dengan semangat perlawanan politik.
Penggunaan lightstick dan lagu-lagu idol dalam demonstrasi ini ternyata bukan hanya simbol perlawanan, tetapi juga menjadi cara kreatif dan efektif untuk menarik perhatian. Para demonstran berhasil menggugah media lokal dan internasional serta generasi muda yang mungkin tidak tertarik dengan politik konvensional. Melalui aksi ini, mereka mampu menyampaikan pesan dengan cara yang lebih menarik dan mudah diterima, khususnya oleh kalangan muda.
Menurut media Allkpop, demonstrasi ini menunjukkan bahwa K-Pop memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi opini publik dan mendorong perubahan sosial. Budaya K-Pop telah menjadi alat yang ampuh untuk menggerakkan massa dalam menyuarakan aspirasi politik. Para demonstran, dengan membawa lightstick dan menyanyikan lagu-lagu idol, berhasil menciptakan gerakan yang tidak hanya politis tetapi juga menggabungkan semangat budaya pop.
Dengan fenomena ini, dapat dilihat bagaimana K-Pop tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana penting dalam menyuarakan perubahan sosial dan politik di Korea Selatan. Demonstrasi pemakzulan ini membuktikan bahwa budaya K-Pop, yang selama ini dikenal dengan keceriaan dan semangat positifnya, kini turut menjadi bagian penting dalam perlawanan politik di negara tersebut.