Health

Indonesia Teratas dalam Kasus Hepatitis B, Varian yang Menular dan Tidak

Hepatitis merupakan kondisi inflamasi pada hati yang dapat berkembang menjadi masalah serius seperti fibrosis, sirosis, atau bahkan kanker hati. Data dari Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2014 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara untuk kasus hepatitis B, dengan hepatitis C sebagai jenis lain yang juga banyak menghantui. Lebih dari 28 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap hepatitis, dimana separuhnya berisiko mengalami hepatitis kronis.

Penyakit hepatitis tidak boleh dianggap enteng, terutama karena kebanyakan orang tidak mengetahui penyebab infeksi yang mereka alami. Stigma yang melekat bahwa hepatitis adalah penyakit menular seringkali menyebabkan penderita dijauhi, padahal tidak semua jenis hepatitis bersifat menular. Selain dari virus, hepatitis dapat disebabkan oleh paparan zat toksik atau kondisi autoimun.

Dr. Irsan Hasan, seorang ahli gastroenterologi hepatologi, menjelaskan, “Meskipun ada jenis hepatitis yang disebabkan oleh virus dan dapat menular seperti hepatitis A, B, C, D, dan E, tidak semua jenis ini bersifat menular. Terdapat juga hepatitis yang disebabkan oleh faktor lain yang tidak menular.”

Hepatitis A merupakan jenis yang paling umum di Indonesia, namun memiliki tingkat kesembuhan yang relatif lebih cepat dibandingkan jenis lainnya. “Hepatitis A, meskipun sering terjadi di Indonesia, memiliki durasi penyakit yang singkat. Biasanya, penderita dapat sembuh dalam rentang waktu 2-4 minggu,” ujar Dr. Irsan. Penularannya biasanya melalui konsumsi makanan yang kurang matang atau terkontaminasi, mirip dengan penyebab muntaber yang disebabkan oleh makanan yang tercemar.

Penting untuk dicatat bahwa setiap jenis hepatitis tidak saling terkait dalam perjalanan penyakitnya. Seseorang yang menderita hepatitis A tidak akan berubah menjadi hepatitis B atau jenis lainnya kecuali terpapar virus baru. “Hepatitis A tidak akan berubah menjadi hepatitis B. Seseorang yang sembuh dari hepatitis A tidak akan langsung terkena hepatitis B kecuali tertular virus hepatitis B secara terpisah,” tambah Dr. Irsan. “Seringkali masyarakat menganggap hepatitis sebagai satu penyakit yang dapat ‘berubah-ubah’ dari A ke B, padahal ini adalah kesalahpahaman yang perlu dibenahi,” imbuhnya.

Pengetahuan yang lebih baik tentang hepatitis dapat mengurangi stigma dan meningkatkan dukungan sosial bagi penderita. Dengan perawatan yang tepat dan pemantauan yang teratur, banyak kasus hepatitis dapat diatasi atau dikendalikan, membantu meningkatkan kualitas hidup penderita dan masyarakat secara keseluruhan.

Fransiska Cahya Marina

Recent Posts

Mengungkap Rahasia Sukses di Dunia Hospitality, Seni Layanan dan Manajemen Perhotelan

Ilmu hospitality adalah disiplin yang berfokus pada seni layanan dan manajemen di sektor perhotelan dan…

11 hours ago

Kerja Hybrid Menjembatani Fleksibilitas dan Kolaborasi di Era Digital

Hai guys! Di era digital ini, dunia kerja terus berkembang dan beradaptasi dengan berbagai perubahan.…

11 hours ago

Aplikasi Terbaik untuk Membangun Kebiasaan Sehat untuk Menyehatkan Pikiran

Hal apa yang memotivasi anda untuk sehat mungkin berbeda dengan apa yang memotivasi orang lain.…

11 hours ago

Elephant Kind dari Musik Indie Pop Sederhana Menjadi Fenomena Musik Indonesia

Pernahkah kamu mendengar lagu "Better Days" atau "Akhirnya"? Jika ya, kamu pasti kenal dengan Elephant…

11 hours ago

Siapa yang Sebenarnya Anda Bicarakan Secara Online? Ini Penjelasan Teori Internet Mati

Pernahkah Anda merasa bahwa Anda tidak sedang berbicara dengan manusia secara online atau bahwa "orang"…

12 hours ago

Kekuatan Sambal dalam Masakan Khas Indonesia, Esensi Rasa Pedas yang Menggugah Selera

Sambal adalah salah satu komponen tak terpisahkan dari masakan Indonesia yang telah menjadi ciri khasnya.…

12 hours ago